Bagaimana Kita Belajar Berkomunikasi?

Disklaim: Tulisan ini adalah beberapa petik kalimat baik yang saya baca, saya suka dan saya hayati untuk diri sendiri... Tiada sesiapapun yang harus merasa bersalah dalam tulisan ini, sebab aku menulis disini untuk diriku...

πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„


*******

John Gray Ph.D. dalam bukunya Men from Mars and Woman (halaman 345-346) from Venus menyebutkan:

"Komunikasi yang berhasil akan terjadi secara alamiah bila kita tumbuh dewasa dalam keluarga yang dapat berkomunikasi secara jujur dan penuh cinta."

"Dalam keluarga-keluarga 'yang kurang beradab', yang dianggap komunikasi penuh cinta barangkali mencakup pelampiasan atau rasionalisasi perasaan-perasaan negatif melalui hukuman badan, berteriak, memukul pantat, melecut dengan cemeti dan segala macam kata umpatan - - - semuanya demi menolong anak-anak membedakan mana yangbenar dari yang salah."

"Seandainya orangtua kita belajar berkomunikasi dengan penuh cinta, tanpa menekan perasaan negatif, sebagai anak-anak kita tentunya merasa aman untuk menemukan dan menjajaki reaksi-reaksi dan perasaan-perasaan negatif kita sendiri melalui coba dan ralat."

"Berkat model-model peran yang positif, kita tentunya dapat belajar secara berhasil bagaimana berkomunikasi - - - terutama mengkomunikasikan perasaan-perasaan kita yang sulit."

*******


Beberapa petik kalimat di atas selanjutnya menjelaskan bahwa kita bisa saja memiliki banyak tahun yang terlewati tanpa mampu mencerna dan menjelaskan emosi yang terjadi. 

Pernah banget saya ketemu mahasiswa yang merespon sebuah tindakan yaitu nyenggol motor sampe helm di motor yang di senggolnya jatuh, lalu si mahasiswi menangis, beneran nangis tersedu-sedu, takut, padahal helm cuma lecet sedikiiiiiiiiiiiiiiit, dan it's ok, 

Kenapa ya? 

Selalu ada alasan. 

Hal yang paling mungkin, karena dia punya pengalaman atau pengetahuan tentang efek kesalahan seperti menjatuhkan helm adalah pengalaman yang 'tidak menyenangkan' sampai dia harus menangis. Efek hukuman fisik atau hukuman verbal bisa saja menyakiti.

Karena, yang disampaikan pada buku yang sama, 90% reaksi perasaan yang terjadi terhadap sesuatu lebih banyak didasari oleh masalalu, 10% sajalah yang berhubungan dengan kejadian pada saat itu.

Maka banyak sekali terjadi hal dengan respon 'bertindak dengan salah'

Namun, ketika kita mulai memahami dan menyelami, kemudian memaafkan tiap hal-hal yang terjadi. 

Maka, 

Kita tetap punya kesempatan untuk belajar dari model terbaik, untuk menjadi manusia yang lebih baik...


*******

(ni menginspirasi saya buat baca sirah Nabi Muhammad nih πŸ’“ role model terbaik sepanjang masa, cari-cari referensi buku terbaik yukkk atau share rekomendasi buku yang paling oke buat dibaca...)

Dah ahhh, sekian 😊

Terimakasih telah membaca


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Operasi FAM

Belajar ...

Satu Buku yang Harus kamu baca Sebelum 2021 Berakhir!